Selasa, 23 Desember 2008

Diri Sendiri, Musuh Terbesar Persebaya

Harus dipahami, menyembuhkan luka hati, jelas tak semudah mengobati luka fisik. Butuh perhatian dan kerja ekstra untuk merawat dan memastikan semua baik-baik saja. Masa penyembuhan pun tak tertentu. Bisa super cepat atau malah tak tuntas sampai akhir musim nanti.

Ram Surahman,
rambenjeng@gmail.com

============
Tambah sukses atau terpurukkah Persebaya setelah gonjang-ganjing saat ini? Tak bisa disangkal, pertanyaan tersebut yang kini banyak bergelanyut di benak para pecinta Persebaya. Dari kaca mata pengurus, optimisme terlihat menyembul atas kebijakan yang diambil. Pencoretan enam pemain, dinilai miliki dua keuntungan ganda. Mampu sedikit mengurangi beban keuangan klub, sekaligus tanpa mengusik kekuatan Green Force di lapangan. Bukankah mereka yang dilepas sebagian besar pemain pelapis? Begitu dalih mereka.
Diseberang, suara pesimis muncul. Ada keraguan, Persebaya bakal tetap stabil. Apalagi, sang arsitek tim, Freddy Muli ikutan pergi. Terlepas dari pro kontra yang mengiringi, coach asal Palopo Sulsel ini berjasa besar menempatkan Persebaya sebagai juara paro musim wilayah timur. Selain itu, perlu juga dicatat, memang hanya Bejo Sugiantoro dan Putu Gede -dua pemain pilar- yang masuk dalam gerbong pelepasan enam pemain. Hanya saja, pengaruh keduanya cukup besar bagi keseimbangan tim di lapangan. Ingat, Bejo adalah kapten tim. So, kestabilan yang ditunjukkan di putaran pertama, diragukan berlanjut. Begitu mereka yang skeptis lihat langkah yang diambil pengurus.
Tantangan Persebaya di putaran dua mendatang memang cukup berat. Selain para kompetitor di wilayah timur, sebelum itu, Green Force dituntut mampu mengalahkan diri sendiri. Bagaimana menghimpun kembali kekuatan yang berserak setelah goncangan kemarin. Saya kira, inilah musuh terbesar yang dihadapi Persebaya ke depan. Bohong besar bila guncangan kali ini, tak akan memberi efek apapun. Sekecil apapun, luka pasti ada. Nah, ini yang harus disembuhkan lebih dulu.
Harus dipahami, menyembuhkan luka hati, jelas tak semudah mengobati luka fisik. Butuh perhatian dan kerja ekstra untuk merawat dan memastikan semua baik-baik saja. Masa penyembuhan pun tak tertentu. Bisa super cepat atau malah tak tuntas sampai akhir musim nanti. Tergantung, sejauh mana efektifitas langkah yang diambil manajemen maupun pengurus.
Untuk itu, dibutuhkan rencana aksi yang runut dan gamblang guna mengurai ganjalan psikologis tersebut. Peran pelatih sangat besar dalam menentukan cepat tidaknya masa penyembuhan nanti. Pasalnya, sosok inilah yang berinteraksi langsung dengan pemain setiap saat. Kekuatan untuk memotivator dan meyakinkan akan masih adanya tumpukan asa dan ambisi bakal mempercepat proses penyatuan kembali. Karenanya, pelatih baru Persebaya nanti benar-benar harus seorang superman. Tidak saja miliki kemampuan teknis yang mumpuni tapi juga seorang motivator sekelas Andre Wongso atau Mario Teguh. Dan, dibelakangnya, manajemen dan pengurus memberi dukungan penuh. ***

Tidak ada komentar: